Jumat, 07 Februari 2014

Sama Seperti Sarjana Ekonomi Yang Hidupnya Miskin

Kementerian Agama yang  mempunyai moto ikhlas beramal adalah lembaga negara yang mengurusi kemaslahatan umat di Indonesia. Para pejabat kemenag yang nota bene adalah alumnus perguruan tinggi islam ternama di republik ini tetapi perbuatan, tingkah laku dan karakter mereka sungguh jauh sekali dari prilaku islami. Beberapa waktu yang  belakangan  ini kita dihebohkan dengan berita yang sangat fantastis tentang korupsi pengadaan kitab suci Alquran di lembaga tersebut.
Kalau soal korupsi hal tersebut sudah tidak asing lagi di lembaga tersebut. Kalau diruntut dari bawah korupsi terjadi hampir di semua lini. Di tingkat kecamatan korupsi terjadi di kantor urusan agama ( KUA ) dengan tingginya biaya nikah yang dibebankan terhadap calon pengantin yang dilakoni oleh kepala KUA. Dilingkungan madrasah seperti MIN, MTsN dan MAN korupsi dilakukan dengan modus mark up belanja barang, pungutan terhadap wali murid dan pemotongan rapel penyuluh dan tunjangan guru madrasah.
Ditingkat kemenag kota/kab dan kanwil kemenag propinsi korupsi yang paling nyata adalah tentang BPIH alias biaya perjalanan ibadah haji. Berapa bunga bank yang terkumpul karena antrian kuota yang sampai delapan tahun berjalan dan siapakah oknum yang melahap dan menikmatinya? Berita yang lebih hangat lagi adalah tentang proses pengangkatan pejabat apakah itu kepala madrasah, kepala kua dan kepala kantor kemenag kota / kabupaten.
Adanya tender jabatan dan uang pelicin bagi pejabat tersebut adalah realita yang sudah terjadi begitu lama di lembaga Ikhlas beramal  tersebut. Yang sangat disayangkan para pejabat itu adalah para mubalih atau tukang ceramah yang sembilan puluh persen adalah alumni perguruan tinggi islam di republik ini. Alangkah naifnya seorang yang ahli dalam agama islam tetapi prilaku dan perbuatan mereka tidak sesuai dengan ceramah yang selalu berapi-api disampaikan setiap kali tampil di mimbar.
Persaingan antara dua ormas islam besar di kemenag merupakan fenomena yang sangat memilukan. Pertentangan tersebut sudah menjadi  realita  yang sudah berlangsung begitu lama di republik ini. Sebagai contoh dalam menetapkan awal ramadhan dan idul fitri adalah bukti nyata bahwa antara mereka sudah tidak ada hubungan yang harmonis lagi. Dalam penempatan dan pengangkatan pejabat  di kemenag hal tersebut telah terjadi begitu nyata. Mereka yang ingin menduduki suatau jabatan , calon pejabat tersebut kadang bersifat seperti bunglon hanya demi sebuah kursi empuk dan jabatan basah.
Setelah era reformasi bergulir DAU atau dana abadi umat yang katanya berasal dari bunga bank para umat islam yang menunaikan rukun islam kelima di audit ternyata realisasi dan penggunaannya tidak sesuai dengan aturan main yang menyebabkan mantan mentri makan dan minum gratis di LP Cipinang sekian tahun. Hal tersebut seharusnya menjadi contoh dan pembelajaran bagi para pejabat di kemenag. Tetapi hidup glamour dan menumpuk harta yang dilakukan oleh para alumnus PT pencetak ulama dan mubalih itu telah menjadi realita dan penyakit yang akut belakangan ini.
Dalam hal korupsi pengadaan kitab suci al quran siapa  pejabat yang terlibat harus di usut secara tuntas oleh KPK. Selain itu KPK juga diharapkan menyelidiki proyek pengadaan buku, sajadah dan berbagai proyek lain yang ada indikasi korupsi. Setiap tahun pasti ada proyek pengadaan buku di kemenag yang kadang hanya menumpuk di gudang bahkan hanya habis dimakan rayap atau hancur karena tidak didistribusikan ke masyarakat.  Menurut issu atau kabar yang kita dengar yang lebih parah lagi adalah soal denda atau Dam yang tidak direalisasikan sewaktu jemaah menunaikan ibadah haji di tanah suci mekah.  Nauzubillah
Lambang kementerian agama yang begitu agung dengan gambar al quran yang terbuka dengan tulisan ikhlas beramal telah ternoda oleh segelintir pejabat yang tidak bermoral hanya demi menumpuk harta dan gila jabatan. Alangkah kecewanya bapak-bapak pendiri republik ini yang dulunya menggagas berdirinya kementerian agama yang dahulu bernama Departemen Agama yang bertujuan untuk kemaslahatan umat.
Sekarang setelah terkuaknya kasus korupsi dengan berbagai modus yang dilakukan oleh para mubalih dan pejabat kemenag, apakah mereka akan berdalih atau mencari alasan agar terhindar dari jerat hukum? Semoga Kpk bisa menuntaskannya dan bagi yang terlibat bisa mempertanggungjawakan tindakan mereka itu. (**)

Oleh: Esvidel, S.Pd
Sumber Berita: warta-andalas.com

http://warta-andalas.com/berita-korupsi--ikhlas-beramal.html#ixzz2shXo4oN0