Rabu, 15 Oktober 2014

Mimpi Buruk Atau Merasa Ditindih Setan Saat Tidur Ternyata Hanya Halusinasi

Pernahkah Anda mengalami gangguan saat tidur atau biasa disebut tindihan atau paling tidak mendengar cerita-cerita mengenai hal tersebut? Benarkah tindihan itu adalah ulah makhluk halus atau hanya karena gangguan kesehatan saja?

Tidak hanya di Indonesia saja, kasus tindihan juga dialami oleh banyak orang di seluruh dunia. Bahkan ada bermacam-macam istilah untuk menggambarkan tindihan ini dan mayoritas awam mengatakan bahwa tindihan adalah ulah makhluk halus.

Namun ternyata, kasus tindihan ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan tidak ada sangkut pautnya dengan makhluk astral yang kabarnya mendekap atau menduduki dada seseorang yang sudah tidur sehingga hanya dapat membelalakkan mata saja namun tidak dapat bergerak, berbicara atau juga sampai ada yang tidak dapat bernapas.

Menurut istilah medis, tindihan merupakan satu kondisi gangguan tidur yang disebut dengan nama sleep paralysis. Walaupun dikatakan ada sisi bahaya dari sleep paralysis ini, namun kabar baiknya, gangguan tidur ini tidak selalu berhubungan dengan masalah kesehatan fisik seseorang.

Para peneliti mengungkapkan berdasarkan kebanyakan kasus tentang sleep paralysis yaitu gangguan tidur ini merupakan keadaan di mana seseorang dalam keadaan yang sadar namun susah untuk menggerakkan tubuh.

Sleep paralysis dapat terjadi ketika otak masih dalam keadaan tidur namun tubuh sudah ingin bangun. Dari hal tersebut terjadi ketidakseimbangan perintah yang mengharuskan tubuh untuk bangun atau masih tetap tidur. Karena munculnya ketidakseimbangan hal tersebut maka sinyal-sinyal perintah otak tidak dapat dijalankan oleh tubuh dan mengakibatkan tubuh tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Terkadang pula, orang-orang yang mengalami tindihan seperti melihat suatu sosok atau mendengar suara-suara aneh dan tidak jarang hal tersebut dihubungkan dengan hal gaib. Sayangnya, pemahaman itu harus ditinggalkan karena sleep paralysis itu merupakan sejenis halusinasi karena munculnya malfungsi tidur pada tahan Rapid Eye Movement (REM).

Fase REM sendiri terjadi ketika seseorang sudah dalam keadaan bermimpi atau tertidur sangat lelap. Tidur sendiri dibagi menjadi beberapa tahap yaitu fase belum lelap atau setengah sadar, fase lebih lelap dan fase bermimpi. Sleep paralysis terjadi ketika seseorang sudah dalam fase REM.

Para peneliti menjelaskan bahwa ketika seseorang mengalami tindihan dan seperti mendengar atau melihat sesuatu, sebenarnya hal itu adalah visualisasi mimpi yang menurutnya adalah benar, padahal hal itu merupakan mimpi orang yang bersangkutan atau tidak nyata.

Seseorang dapat mengalami sleep paralysis atau tindihan dikarenakan beberapa faktor antara lain insomnia dan kurang tidur, jadwal tidur tidak teratur, tidur telentang, stres, depresi, kecapekan dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Sisi bahaya dari sleep paralysis adalah dapat membuat seseorang meninggal dunia karena tidak dapat bernapas. Para peneliti menjelaskan bahwa seketika tubuh tidak dapat digerakkan, mulut tidak dapat mengeluarkan suara dan napas menjadi tertahan, orang yang bersangkutan akan merasa panik karena dia juga berhalusinasi ada sosok yang mencoba membunuhnya. Namun hal tersebut merupakan efek dari psychosomatic atau efek pikiran manusia waktu dalam keadaan stres dan tertekan.

Dengan mengalami efek psychosomatic, maka tekanan darah akan semakin naik, detak jantung sangat cepat sampai dengan kesakitan pada bagian dada dan kepala.

So, dapat dikatakan bahwa tindihan itu adalah ulah makhluk halus adalah persepsi yang salah karena hal tersebut hanyalah gangguan tidur serta halusinasi pada diri manusia saja.

Sumber: Wikipedia.org, Patient.co.uk, Medicinenet.com, Realitysandwich.com, Livescience.com, World-of-lucid-dreaming.com, Webmd.com

1 komentar:

Unknown mengatakan...

gambarnya lebih menarik hehehe